Me

Sabtu, 03 Desember 2011

Perjuangan Menggapai Cita-Cita

Kalau kamu denger kata "cita-cita", pasti yang bakal terbayang di kepala kamu adalah jenis-jenis pekerjaan yang bisa ngasilin duit banyak dan gengsinya tinggi, kayak dokter, insinyur, direktur, dan yang sebangsanya. Iya, kan?


Sekarang, coba deh kita liat temen-temen yang nasibnya kurang beruntung. Itu lho... mereka-mereka yang harus jualan koran di terminal, dagang asongan,tukang ngamen, tukang semir sepatu atau bahkan pekerjaan yang lebihh kasar dari itu yang kebanyakan dikerjakan oleh remaja seumuran kita, lebih muda juga banyak! Mungkinkah cita-cita mereka adalah menjadi tukang ngamen, tukang koran atau tukang semir sepatu? Jelas nggak dong. Apa ada sih orang yang bercita-cita kerja kayak gitu? Ngak mungkinkan? Meskipun pekerjaan yang dikerjakan halal, tapi kebanyakan orang-orang inginnya kerja di ruangan ber-AC, duduk di kursi empuk, berdasi, dan yang pasti gajinya tinggi.

Kalau kamu coba nanya ke mereka, pasti deh mereka bakal bilang kalau keadaanlah yang memaksa mereka untuk melakukan hal itu. Baik untuk sekedar bantu-bantu orang tua, untuk biaya sekolah, atau bahkan untuk ngenganjal perut. Terus, apa mereka tidak mempunyai cita-cita lain? Pasti punyalah. Tapi ngak sedikit dari mereka yang kandas cita-citanya karena udsah mentok sama keadaan itu tadi. Atau pekerjaan mereka kini dalam rangka mencapai cita-cita yang lebih tinggi. Coba tuh, apa kita nggak bersyukur masih bisa sekolah tanpa harus kerja keras banting tulang dan masih ada orang tua yang mau dan sanggup merawat dan membiayai hidup kita?

Disisi lain, sering kita dengar dan liat (sangat sering malah) teman-teman kita yang suka membolos, berantem, buang duit buat beli barang-barang yang nggak berguna seperti rokok atau malah minuman keras yang dimana nggak sama sekali mikirin beratnya beban orang tuanya. Apa mereka pernah mikirin hal seperti cita-cita? Apa mereka tahu kalau banyak orang di luar sana yang lebih butuh uang buat hidup mereka?

Dua  keadaan remaja yang sangatlah bertolak belakangan ini kesannya nggak adil, ya? Ada remaja yang mesti kerja keras buat dapetin cita-citanya dan nggak jarang kandas di tengah jalan karena kekurangan biaya. Sementara remaja yang satunya sibuk menghambur-hamburkan uang yang dimana tanpa susah paya ia dapatkan, hanya tinggal minta langsung dikasi. Remaja yang seperti ini tak jarang banayk yang cita-citanya kandas tapi jelasnya bukan karena kekurangan biaya.

Kalau dipikir, kayaknya masalah ini biar adil gampang aja, ya, Tinggal kasih aja uang yang buat beli rokok, buat beli minuman keras, atau buat barang-barang yang nggak jelas kepada temen-temen kita yang membutuhkan biaya. Selesai, kan? Tapi, kayaknya nggak segampang itu pelaksanaannya. Emangnya kalau kita lagi seneng-seneng, lagi ngerokok, lagi minum, atau lagi pesta, kita bisa inget sama teman-teman yang lagi kepanasan, lagi mandi kringet, atau lagi teriak-teriak "Koran! Koran!"? Nggak bakalan bukan?

Ya udah. Mungkin ini jalan yang hidup kita masing-masing buat ndapetin cita-cita. Tapi, bukan berarti kita pasrah gitu aja ama nasib, lho!  Kita tetap harus punya usaha buat meraih cita-cita kita itu. Dan apa pun cita-cita kamu, siapa pun kamu, dan apa pun yang kamu lakukan saat ini, ingatlah... di masa yang akan datang, negara dan bangsa ini akan sangat membutuhkan dirimu.
Selamat berjuang!
Semangaaaaaaatttt...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar